Jumat, 06 Mei 2016

Hikmah Isra Miraj

    Perjalanan isra dan mi’raj merupakan perjalanan yang penuh berkah yang menunjukkan betapa Maha Kuasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagaimana seorang hamba –Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam-, bersama ruh dan jasadnya menempuh jarak ribuan bahkan jutaan kilometer hanya dalam satu malam saja. Dan dalam perjalanan yang sedemikian cepat tersebut, Allah kuasakan Nabi Muhammad mampu melihat keadaan sekitar yang beliau lewati, baik kejadian atau keadaan saat isra maupun mi’raj.

    Imam as-Suyuthi adalah di antara ulama yang menjelaskan beberapa hikmah perjalanan isra mi’raj. Beliau mengatakan tentang hikmah perjalanan isra dilakukan di malam hari karena malam hari adalah waktu yang tenang menyendiri dan waktu yang khusus. Itulah waktu shalat yang diwajibkan atas Nabi, sebagaimana dalam firman-Nya,
“Berdirilah shalat di malam hari” (QS. Al-Muzammil: 2) (as-Suyuthi, al-Khasha-is an-Nabawiyah al-Kubra, Hal: 391-392).

    Abu Muhammad bin Abi Hamzah mengatakan,
“Hikmah perjalanan isra menuju Baitul Maqdis sebelum naik ke langit adalah untuk menampakkan kebenaran terjadinya peristiwa ini dan membantah orang-orang yang ingin mendustakannya. Apabila perjalanan isra dari Mekah langsung menuju langit, maka sulit dilakukan penjelasan dan pembuktian kepada orang-orang yang mengingkari peristiwa ini. Ketika dikatakan bahwa Nabi Muhammad memulai perjalanan isra ke Baitul Maqdis, orang-orang yang hendak mengingkari pun bertanya tentang ciri-ciri Baitul Maqdis sebagaimana yang pernah mereka lihat, dan mereka pun tahu bahwa Nabi Muhammad belum pernah melihatnya. Saat Rasulullah mengabarkan ciri-cirinya, mereka sadar bahwa peristiwa isra di malam itu benar-benar terjadi. Kalau mereka membenarkan apa yang beliau katakan tentang isra konsekuensinya mereka juga harus membenarkan kabar-kabar yang datang sebelumnya (risalah kenabian). Peristiwa itu menambah iman orang-orang yang beriman dan membuat orang-orang yang celaka bertambah keras bantahannya (Ibnu Hajar, Fathul Bari, 7: 200-201).

    Dan termasuk hikmah perjalanan isra mi’raj Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah isyarat bagi umat Islam agar menjaga bumi al-Quds dari para penyusup dan orang-orang yang tidak senang terhadap Islam. Khususnya bagi kaum muslimin saat ini, agar tidak merasa rendah, takut, dan lemah dalam memperjuangkan al-Quds dari tangan orang-orang Yahudi (al-Buthi, Fiqh ash-Shirah an-Nabawiyah, Hal: 113)

    Adapun hikmah dari peristiwa mi’raj dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih susu daripada khamr menunjukkan fitrah dan murninya ajaran Islam yang sesuai dengan tabiat manusia. Sedangkan peristiwa terbukanya pintu langit yang sebelumnya terkunci, lalu Jibril ‘alaihissalam meminta untuk dibukakan, yang demikian agar alam semesta mengetahui bahwa sebelum kedatangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hal ini belum pernah dilakukan. Sekiranya tidak demikian, mungkin orang akan menyangka bahwa pintu langit senantiasa terbuka. Dan Allah Ta’ala juga hendak mengabarkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dikenal oleh penduduk langit. Oleh karena itu, ketika pintu langit dibukakan, lalu Malaikat Jibril mengatakan kepada penjaga langit bahwa ia bersama Muhammad, malaikat penjaga tersebut bertanya, “Apakah dia telah diutus?” Bukan bertanya, “Siapa Muhammad?” (as-Suyuthi, al-Khasha-is an-Nabawiyah al-Kubra, 391-392)

🔍 Source : https://kisahmuslim.com/4396-hikmah-dari-perjalanan-isra-dan-miraj.html

💻 Publisher: Inkasi (Informasi & Komunikasi)

⛳: DKM Ar-Rahmah, SMA Negeri 1 Bogor

Kamis, 05 Mei 2016

Keajaiban Sujud Ketika Sholat

KEAJAIBAN SUJUD KETIKA SHOLAT

    Seorang profesor wanita bidang saraf (Neurosains) asal Amerika, Dr. Fidelma Bersyahadat masuk Islam Karena Keajaiban Sujud...
Mungkin anda belum tahu bahwa setiap inci otak kita memerlukan suplai darah, hanya beberapa menit saja, untuk kinerja otak tersebut. Dan penyuplaian darah tersebut di dapat hanya di saat manusia sujud dalam Sholat.

    Dr. Fidelma, terobsesi dengan apapun yang berhubungan dengan syaraf-syaraf pada otak manusia, dan ia menemukan suatu fakta bahwa terdapat sejumlah syaraf pada otak manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Sedangkan kita ketahui, bahwa seluruh bagian otak kita perlu suplai darah.
Di dalam penyeledikannya
Fidelma, mendapati fakta bahwa darah hanya bisa memasuki daerah pada bagian otak tersebut, disaat manusia sujud Sholat. Dan urat syaraf tersebut perlu darah hanya hitungan saat, yakni sewaktu sujud dalam Sholat.

    Kemudian muncullah ketertarikannya kepada Islam setelah penemuan fakta luar biasa itu, ia mulai mempelajari Islam lewat buku-buku dan juga mengadakan diskusi dengan kolega Muslim. Hingga akhirnya hatinya mantap untuk memeluk agama Islam,...

    Setelah memeluk Islam, dia amat yakin akan pengobatan secara Islam dan dengan itu telah membuka sebuah klinik yang bertemakan "Pengobatan Melalui Al-Quran".
Kajian pengobatan melalui Al-Quran membuatkan obat-obatannya berpatokan apa yang terdapat di dalam Al-quran. Diantara cara-cara yang digunakan adalah berpuasa, mengkonsumsi madu, biji hitam (blackseed) dan sebagainya.
Apabila ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam, maka doktor tersebut memberitahu bahwa semasa beliau melakukan kajian urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam urat manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal.

    Setelah membuat kajian yang memakan waktu cukup lama, akhirnya beliau mendapati bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia melainkan pada saat seseorang itu sedang sujud ketika mengerjakan Sholat. Urat tersebut memerlukan darah hanya untuk beberapa saat saja. Yakni, darah hanya akan memasuki urat tersebut mengikut kadar Sholat waktu yang diwajibkan oleh Islam.
Columbia University State pernah melakukan penelitian tentang otak. Ternyata, di otak terdapat sebuah bagian yang tidak teraliri darah. Tapi, bagian tersebut dapat teraliri darah bila kita melakukan gerakan khusus seperti sujud yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

    Efek dari teraliri-nya bagian dari otak tersebut adalah dapat membuat kerja otak menjadi maksimal. Sehingga, kemampuan otak dalam bekerja (seperti, menghitung, menghapal, belajar dan lain-lain) bisa lebih baik dan tentunya menambah kecerdasan otak kita.
Begitulah keagungan ciptaan Alloh. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan Sholat, maka otaknya tidak akan dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Dengan demikian, kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam 'sepenuhnya' kerana sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Alloh dengan agama-Nya yang indah ini.

    Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.[QS. An-Nisaa’ (4) 82]
Maha Suci Alloh dengan segala kekuasaan-Nya. Sungguh, apa-apa yang ditetapkan Alloh, ada manfaat yang bisa diambil.

    Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.[QS Ali Imran (3) 85]

    Sujud dalam sholat dilakukan dengan benar banyak sekali manfaat di antaranya:
1. Memperkuat saraf mata.
2. Memperkuat saraf hidung.
3. Memperkuat saraf telinga.
4. Memperkuat saraf leher.
5. Memperkuat saraf otak atau kepala.
6. Memperkuat lutut.
7. Memperkuat saraf pada kaki.
8. Memperkuat organ-organ dalam tubuh, jantung, hati, pancreas, dan sebagainya.

    Lantas bagaimaman sujud yang benar? Tentunya sujud yang benar adalah sujud yang diajarkan Nabi Shollallohu 'Alaihi wa-Sallam...
sebagai berikut :
1. Anggota sujud harus menempel pada tempat sujud yaitu dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan semua ujung-ujung jari kaki memancat.
2. Untuk tangan dijauhkan dari perut atau ditarik kekanan atau kekiri. Kecuali saat berjamaah jangan dibentangkan yang jauh karena bisa mengganggu jamaah lain.
3. Jadikanlah dahi sebagai tumpuan sujud.
4. Kedua telapak tangan jangan dijadikan tumpuan sujud yang utama melainkan mengimbangi tumpuan dahi.
5. Kemiringan punggung 45 derajat.
6. Jangan terlalu cepat saat sujud harus tumakninah.

    Agar kita mendapatkan kemanfaatan sholat hendaklah kita lakukan dengan benar. Akan tetapi didalam niat sholat jangan berniat untuk sehat melainkan niat ikhlas menhgarap redha Alloh Azza wa Jalla.